Seputar Tulungagung™  ~   Berita Tulungagung Hari Ini 

Orong-orong Serang Belasan Hektare Tanaman Padi di Tulungagung

Jumat, 06 Mei 2011 | 23.13.00 | 0 komentar

Tulungagung - Belasan hektare tanaman padi di Desa Wates, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, terancam gagal panen akibat serangan hama orong-orong serta volume air yang tidak menentu selama beberapa pekan terakhir.

"Banyak petani di sini yang resah karena panen raya musim tanam kali ini sepertinya tidak akan maksimal. Gangguan hama orong-orong serta cuaca yang tidak menentu membuat sebagian besar tanaman padi di Desa Wates rusak dan terancam puso (panen dini)," kata Ketua Gapoktan Desa Wates, Sumardiono, Jumat.

Puluhan petani yang tergabung dalam kelompok petani (gapoktan) Desa Wates sebenarnya telah melakukan berbagai upaya untuk membasmi hama tersebut.

Namun, hingga saat ini, hasilnya masih nihil, meskipun pemerintah melalui Dinas Pertanian setempat sudah turun tangan memberikan bantuan obat pembasmi hama dalam jumlah banyak.

Ia mengatakan, tanaman padi yang berhasil selamat diperkirakan hanya sekitar 30 persen dan hal itupun tidak maksimal karena kebanyakan tanaman padi sudah terlanjur rusak berat diserang orong-orong.

Cuaca yang tidak menentu semakin memperparah kondisi yang ada. Perkembangbiakan hama orong-orong semakin masif dan sulit dikendalikan, meskipun telah disemprot dengan pembasmi hama.

"Tanaman padi itu normalnya berumur 70 hari. Tapi sejak usia 30 hari sudah diserang hama orong-orong sehingga lebih cepat menguning dan tidak bisa tumbuh maksimal. Kalau sudah begitu, biasanya padi tersebut akan mati," tutur Sumardiono.

Ia menjelaskan, luasan tanaman padi yang teridentifikasi mengalami puso atau bahkan gagal panen ditaksir mencapai 11 hektare. Jumlah itu dimungkinkan masih akan terus bertambah karena pendataan tersebut baru mengacu laporan Gapoktan Desa Wates di Dukuh Duwet.

"Kami sangat berharap pemerintah segera melakukan pembenahan saluran air agar sungai tidak lagi meluap," katanya.

Secara terpisah, Kordinator Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman, Sugeng, mengatakan, tanah di daerah Desa Wates Kecamatan Sumbergempol selama ini memang kurang zat hara.

Selain dikarenakan sering terendam air (banjir), para petani setempat terlampau sering menanam padi tanpa menyelinginya dengan tanaman palawija pada setiap pergantian musim.

Akibatnya, kondisi tanah kurang bagus dan pertumbuhan padi kurang maksimal karena mudah rusak.

"Selain itu tanah tersebut adalah tanah 'gentong' sehingga cenderung tadah hujan. Setiap kali hujan tanah tersebut akan tergenang air," terang Sugeng.

Ia berjanji, Dinas Pertanian akan secepatnya mengevaluasi kemungkinan untuk mempercepat pembangunan saluran irigasi pertanian agar genangan air bisa dikendalikan.

"Kami juga mengimbau kepada para petani agar tidak hanya menanam padi sepanjang tahun, melainkan harus diselingi palawija. Musim tanam pertama padi, musim berikutnya ganti palawija, lalu ganti padi lagi. Begitu seterusnya agar unsur hara dalam tanah bisa seimbang dan tidak rusak," imbaunya.

Sumber: ANTARA

Posting Komentar